Namun, nilai-nilai dalam Sumpah Pemuda tidak berhenti di situ. Nasionalisme yang terkandung di dalamnya harus terus berkembang dan seiring dengan nilai-nilai demokrasi. Bagi generasi muda, mencintai tanah air bukan hanya soal menghafal sejarah, tetapi juga mengambil peran dalam pembangunan bangsa dengan cara yang inklusif dan demokratis. Rasa nasionalisme dan semangat demokrasi ini perlu diperkuat melalui berbagai kegiatan positif yang mendorong keterlibatan aktif pemuda dalam kehidupan sosial dan politik.
Ramelan, seorang tokoh yang gigih dalam pergerakan nasional, pernah menyatakan bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Gerakan kepanduan, yang identik dengan kedisiplinan dan kemandirian, telah menjadi wadah pendidikan karakter yang melatih anak-anak sejak dini. Melalui kepanduan, anak-anak belajar pentingnya disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama, nilai-nilai yang menjadi pondasi penting bagi perjuangan di masa depan. Nilai-nilai ini menjadi modal utama bagi pemuda untuk mengambil peran dalam pembangunan bangsa yang berkelanjutan.
Gerakan kepanduan bukan hanya tentang aktivitas di alam terbuka atau keterampilan bertahan hidup, tetapi juga tentang membentuk sikap kepemimpinan, keberanian, dan kepedulian terhadap sesama. Para pemuda yang tumbuh dengan bekal ini tidak hanya menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, tetapi juga siap berkontribusi bagi masyarakat dengan jiwa nasionalisme yang kuat dan kesadaran akan pentingnya demokrasi.
Di era modern, semangat Sumpah Pemuda perlu dikembangkan lebih luas. Pemuda Indonesia diharapkan terus menjaga semangat cinta tanah air dan memperkuat kesatuan melalui berbagai gerakan dan kegiatan positif, baik di bidang pendidikan, kepanduan, hingga pergerakan sosial yang menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi. Dengan demikian, cita-cita para pendiri bangsa untuk satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa akan terus hidup dan berkembang di tengah tantangan zaman.