Sifat seorang pembaca itu penuh kesabaran. Mereka paham bahwa mengambil kesimpulan tidak perlu terburu-buru, dan bahwa dalam setiap kata yang dibaca tersimpan pemahaman baru yang menunggu untuk ditemukan. Ketika kita membaca, kita juga belajar untuk melihat dunia dari banyak sudut pandang yang berbeda. Meski kita mungkin belum pernah ke tempat-tempat jauh, halaman demi halaman membawa kita merasakan keindahan, keanehan, atau kedalaman budaya dan manusia yang lain.
Namun, di tengah gempuran teknologi dan informasi serba cepat, banyak yang mulai kehilangan sensasi dan keintiman yang hanya bisa ditemukan melalui membaca. Padahal, ketika kita jatuh cinta pada membaca, kita rela melakukan apa saja demi bertemu dengan halaman-halaman penuh cerita itu. Cinta pada membaca juga bukan sekadar menikmati, tetapi merawat: menumbuhkan minat untuk membaca lebih banyak, dan mempertahankan kebiasaan ini agar tidak memudar.
Ingatlah, cinta yang tidak dirawat bisa diambil alih oleh hal lain. Begitu pula dengan membaca. Jika kita tidak mempertahankan kebiasaan ini, maka ia bisa hilang digantikan hal-hal yang sifatnya sementara. Jadi, mari kembali jatuh cinta pada membaca—sebab di sana, di dalam setiap buku, ada dunia yang menanti kita untuk jelajahi.